Seorang Fisikawan jenaka, Steven Hawking akhirnya tutup usia, pada umur 76 tahun setelah lama mengidap penyakit syaraf yang membuat hidupnya terduduk di kursi roda.
Kedalaman ilmunya di bidang sains sangat mengagumkan, tak berlebihan bila dia digelari Little Einsten. Namun, sebutan kenamaan professor di bidang fisika yang disandangnya Bidang yang membuat sebagian orang keningnya berkerut hanya ketika diperdengarkan kata fisika saja, kita tidak menyangka bila dia punya selera humor.
Acap kali ocehannya membuat orang tertawa keras. elera humornya sekelas dengan Cah Lontong. Ngelantur namun berkelas.
A Brief History of Time, buku pertamanya fenomenal laris manis bak kacang rebus, tulisan ilmiah ini dituturkan dengan gaya cerita yang bisa dipahami oleh pembaca awam sekalipun. Nah, kejenakaanya mulai mucul saat diterbitkannya buku ini:
1. Buku ilmiah Itu Tebal, Buku Karya Hawking Malahan Tipis
Mulai buku yang dikarangnya, kita akan nyinyir, buku sains yang menjelaskan alam jagat raya yang begitu luas kok tipis. Memang untuk ukuran buku sains, buku sejarah singkat waktu ini tergolong tipis. Bandingkan dengan Novel.
2. Tips Jualan Buku
Buku ini terjual 10 juta kopi, best selama 4 tahun. Dan Rahasia tips penjualannya sangat sederhana. Seperti apa yang dibilang kepada teman editornya, begini ucap dia, buku sains dijamin laris terjual hanya dengan menyisipkan konsep Tuhan di dalamnya, kebalikanya menulis buku tentang agama kaitkanlah dengan sains. Ya, memang benar. Dalam buku best seller Hawking penulisannya tak lepas menyinggung tentang Tuhan.
3. Bantahan Konsep Keberadaan Tuhan
Bisa dikatakan Hawking orang plin-plan, betapa tidak, dalam buku pertamanya yang mengetengahkan konsep makrokosmos, mospologi, dan awal penciptaaan semesta dia menuliskan bahwa pada penciptaannya Tuhan terlibat di dalamnya, namun dalam buku keduanya The Grand Desain yang ditulis bersama Leonard Mlodinow dia mengatakan bahwa alam raya tidak memerlukan Tuhan untuk mencipta, dalam artian Tuhan tidak berperan dalam penciptaan alam semesta ini. Wah... wah gaswat nih.
4. Menulis Buku Fisika Tanpa Rumus (rahasia Kedua)
Bila kita membaca buku A Brief History of Time maka kita tidak akan menemukan rumus-rumus fisika yang rumit ataupun hitung-hitungan yang membingungkan. Hawking berupaya menulis untuk dipahami semudah mungkin.
Sengaja Hawking menghindari rumus dan perhitungan. Sesuai saran dari editornya, satu rumus saja ditulis dalam buku, ini akan menurunkan penjualan setengahnya. Ketika buku ini terbit, hanya satu rumus saja yang ditulis oleh Hawking E = MC2^ dan inilah yang membuat buku terjual hanya 10 juta eksemplar yang seharusnya 20 juta eksemplar.
5. Ilmuman Kelas Kakap Diparodikan
Dulu saya pernah menonton film ini tapi saya hanya ketawa-ketawa tanpa tahu inti bahan ketawaan. Hanya karen lucu. Tapi setelah tahu itu Parodi Hawking saya tambah ngekek. Oo alah ternyata si doi itu Hawking. Ingin tahu filmnya silahkan putar sendiri.
6. Detik-Detik Steven Hawking Dapat Hadiah Nobel
Walaupun sumbangsih ilmu fisika sangat membantu ilmu pengetahuan dunia, namun sampai akhir hayatnya Hawking tidak meraih penghargaan nobel sebagaimana Albert Einsten pendahulunya.
Penelitian Hawking tidak memenuhi syarat. Seseorang mendapat hadiah Nobel bila penelitiannya terbukti dalam sebuah percobaan. Inilah kendala seorang teoritis fisika dengan objek lubang hitam, Bagaimana mungkin dia bisa mendekat dengan objek penelitiannnya?
Sebagai seorang ilmuwan jenaka, saya bayangkan dalam detik-detik kematiannya, ketika semua objek kelihatan samar-samar, Muncullah dalam padangannya objek serba hitam, dia berseru dengan girangya Aha inilah blackholeku, mana nobelku. Dia sangka lubang hitam yang pernah ditelitinya, padahal malaikat maut yang memakai pakaian serba hitam. Aha ini dia blackhole katanya sekali lagi sambil melepas nyawa.
Selamat jalan Paman Hawking...